Selasa, 31 Maret 2015

Opini Pilkada Malut

,Oleh: Iwan Marwan

                                REALITAS DEMOKRASI PILKADA MALUT

Negara kita adalah Negara demokrasi, namun praktek Demokrasi dan konsep demokrasi sangatlah jauh berbeda. untuk itu perlu kita tinjau kembali terkait dengan praktek Demokrasi itu. karna Demokrasi Pilkada di-MOLOKU KIE RAHA yang ditontonkan adalah bagian dari momokrasi. Maluku utara adalah tempat deklarasi DEMOKRASI pertama kali pada tahun 1322.M yang dikenal dengan MOTIVERBON dan MAKIAN sebagai pelopor dalam buku tembaga.  walaupun demikian, wujut Demokrasi pilkada di-Maluku utara sampai sejau ini belum ada netralisasi pemelihan kepala daerah sesuai konsep demokrasi yang dimaksut oleh Samuel  P.Huntington. bahkan masih jau dari konsep Demokrasi local yang di maksut oleh Muliyansah.  

Dengan kesesalan, bahwa berbagai rentetan masaalah yang terjadi merupakan momok di yang di rasakan masrakat Maluku utara, dalam hal ini soal Konflik yang terjadi ketika pesta demokrasi pemilukada yang melahirkan disentegrasi dimana-mana. secara kasat mata bisa kita katakan, aktor-aktor politik selalu dibiarkan memperkosa wujut Demokrasi dan melakukan manipulasi komunikasi politik dan Hal ini suda menjadi harga mati bagi para petarung. Olehnya itu, bisa dikatakan praktek politik yang di mainkan Elit politik saat ini tida berbeda jauh dengan praktek politik orde baru. karna banyak CPNS dan PNS yang dilibatkan.  Hal ini perlu kita sadari bersama, bahwa sejau ini konspirasi (persekongkolan) murni yang kemudian secara terang-terangan di lakukan oleh actor elit politik untuk bagaimana memperkaya diri dari  penghisapan hak-hak masrakat. 

Kiranya Hukum tidak lagi memihak kepada rakyat dalam dramatisme kehidupan bernegara ini. sehingga  cukup lah suda kita di kebiri dan di sunat oleh perampok-perampok elit Maluku utara yang selalu mengobral janji dan membeli suara rakyat sebesar Rp. 100.000. padahal mereka tau aturan, UU NO.32 yang di revisi menjadi UU 12. THN 2008 TENTENG PERATURAN DAERAH suda menjelaskan dalam pasal 82 ayat 1. bahwa ‘’pasangan calon dan atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih’’ semuanya itu merupakan pemfoyaan dan krateria ketidak bijaknya mereka untuk kepentingan akar rumput tampa membeda bedakan suku dan agama. Terlepas dari realitas di atas perlu diketahui bersama bahwa partai yang kemudian mengusung enam (6) kandidat perlu dicermati kembali. karna ada partai yang  memperkosa aspirasi masrakat dan tujuan  partai. Mengapa saya katakana demikian, karna paska kenaikan BBM kemarin seluru rakyat telah menyaksikan bersama bahwa partai DEMOKRAT dan PAN yang ditumpangi MUHAJIR dan SAHRIN adalah partai pertama yang ingin menaikan harga BBM. Dan partai PDI-P,  merupakan partai yang pertama kali menolak kenaikan  harga BBM sejak 2010 yang lalu. karna partai PDI-P merupakan Partai yang berasaskan NASIONALISME. Yang selalu berjuang untuk kaum Marhaen atau kaum miskin

itu artinya Jangan Sekali-kali kita hanya melihat Muhajirnya, atau Namtonya tapi coba kita melihat partai mana yang memihak kaum miskin dan partai mana yang menghisap hak rakyat. Sebagai orang akademisi displin ilmu politik secara tegas saya katakan bahwa PARTAI POLITIK adalah penguasa tertinggi di bangsa ini bukan saja para ELIT POLITIK .Karna sistim politik Indonesia adalah system Kepartayan. Dan dalam Partai kita bisa merdeka secara pikiran namun tidak bisa merdeka secara kebijakan. Contohnya DPR-RI dari Fraksi PAN,PPP,dan GOLKAR  mana yang tidak mendukung kenaikan harga BBM mereka semua mendukung kenaikan harga BBM walaupun Notabennya sebagai wakil rakyat.  Namun  mereka sebagai- partai koalisi tidak bisa mengambil kebijakan untuk menentang Partai Demokrat. Untuk itu Disini kami hanya mengajak seluru rakyat untuk melihat partai mana yang benar-benar merakyat dengan mengusung pemimpin yang Tegas,bijak, dan berjiwa Nasionalis. karna dengan ketegasan dan berjiwa Nasionalis seperti ;  Ir.Namto Hui Roba SH.  yang mampu membijaki segala kepentingan Rakyat tampa membeda bedakan suku. Dan beliau pemimpin pertama yang memecat pegawai. Ingat Dalam catatan sejarah, BUNG KARNO dengan jiwa Nasionalis mampu mengusir Kolonialisme, Imprealisme barat dan merebut kemerdekaan Bangsa Indonesia yang tercinta ini. 

Maka Dengan itu marilah kita memandang Daerah ini dengan satu kesatuan yang Riil. Singkirkan politik suku, dan agama, dan wujutkan Nasionalisme yang di ajarkan para leluhur bangsa ini dan wujutkan LIMA SISI MELAHIRKAN SATU KEPALA ,DAN SATU KEPALA MELAHIRKAN LIMA SISI ‘’GASILIN NIPOYOPSO’’ Dan BERBEDA TETAP SATU ‘’BUNEKA TUNGGAL IKA’’. Demi tegaknya kesejatran rakyat Maluku Kie Raha. maka Dengan  itu, ‘’Ingat Jangan Memilih Karna Uang, Agama dan Suku Tapi Memilih Berdasarkan Nurani, dan Kenyatan, memilih dengan jiwa nasionalisme adalah solusi’’ Untuk itu marilah kita lebih cermat dan menelah pemimpin kita walaupun kita terlahir sebagai kalifa di persada bumi Maluku Kie Raha.

Jika  Kita Terlahir Dalam Pintu Rahim Perjuangan Sang Ibu, Maka Matipun Dalam Pintu Perjuangan. Namun Perjuangan Kita Saat Ini Adalah Berjuang Untuk Mencari Pemimpin Sederhana dan Nasionalisme Demi Tegaknya Pintu Kemakmuran dan Kesejatraan.          (Irna jalal)

Tidak ada komentar: