Demokrasi Pilkada Dan Realitas Partai
Oleh; Iwan Marhaen
katanya
negara kita adalah negara demokrasi, namun perlu kita tinjau kembali terkait
dengan praktek demokrasi itu. karna demokrasi pilkada di moloku kie raha adalah
momokrasi bukan demokrasi. padahal maluku utara adalah tempat deklarasi
demokrasi pertama kali yang dikenal dengan motiverbon dan itu dilahirkan oleh
orang makian pada tahun 1322 (dalam buku ekspansi islam dan imprealisme modern
karangan mudafar syah), karna netralisasi pemelihan kepala daerah sesuai amanat
kontitusi NKRI setelah tumbangnya suharto masih jauh dari konsep negara. dengan jelasnya, berbagai rentetan masaalah
yang terjadi merupakan momokrasi, dalam hal ini soal partai korupsi dan konflik
yang terjadi ketika pesta demokrasi pemilukada. secara kasat mata bisa kita
katakan, aktor-aktor politik selalu di biarkan memperkosa wujut demokrasi dan mematikan
benih demokrasi local hal ini suda menjadi harga mati bagi para petarung.
olehnya itu, bisa dikatakan praktek politik yang di mainkan elit politik saat
ini tida berbeda jau dengan praktek politik orde baru. karna banyak PNS dan
sejutah ABRI yang terlibat.
hal ini
perlu kita sadari bersama, bahwa sejauh ini konspirasi (persekongkolan ) murni
yang kemudian secara terang-terangan di lakukan oleh actor elit politik untuk
bagaimana memperkaya diri dari
penghisapan hak-hak masrakat. kiranya hukum tidak lagi memihak kepada
rakyat dalam dramatisme kehidupan bernegara ini. sehingga cukup lah suda kita di kebiri dan di sunat
oleh perampok-perampok elit maluku utara yang selalu mengobral janji dan
membeli suara rakyat sebesar Rp. 100.000. padahal mereka tau aturan, uu no.32
yang di revisi menjadi uu 12. thn 2008 tenteng peraturan daerah suda
menjelaskan dalam pasal 82 ayat 1. bahwa ‘’ pasangan calon dan atau tim
kampanye dilarang menjanjikan dan atau memberikan uang atau materi lainnya
untuk mempengaruhi pemilih’’ semuanya itu merupakan pemfoyaan dan krateria
ketidak bijaknya mereka untuk kepentingan akar rumput nanti.
disini kami mengajak
seluru rakyat untuk mencari pemimpin yang tegas dan berjiwa nasionalis. karna
dengan ketegasan dan berjiwa nasionalis seperti ir.namto hui roba sh. lah yang
mampu membijaki segala kepentingan rakyat tampa membeda bedakan suku. karna
‘’seorang ayah yang tegas kepada anak akan mengantar anak pada jalan kebaikan,
dan keberhasilan. namun seorang ayah yang lemah akan mengantar anak pada
keburukan dan kegagalan’’ begitu juga pemimpin. dalam catatan sejarah, bung
karno dengan jiwa nasionalis mampu mengusir kolonialisme dan merebut
kemerdekaan bangsa indonesia yang tercinta ini. maka dengan itu marilah kita
memandang daerah ini dengan satu kesatuan yang riil. singkirkan politik suku,
dan agama, dan wujutkan nasionalisme yang di ajarkan para leluhur bangsa ini dan
wujutkan lima sisi melahirkan satu kepala ,dan satu kepala melahirkan lima sisi
‘’gasilin
nipoyopso’’. demi tegaknya kesejatran rakyat maluku kie raha. maka
dengan itu, ‘’ingat jangan memilih karna uang, agama dan suku tapi memilih
berdasarkan nurani, dan kenyatan, memilih dengan jiwa nasionalisme’’ karna
orang berjiwa agamais seperti ustat atau kiyai juga korupsi seperti; gani
kasuba yang terindikasi kasus pengadaan impor daging sapi, dan seoarang
sukuisme seperti muhajir albar yang terindikasi kasus pembebasan lahan sofifi.
terlepas dari realitas di atas perlu diketahui bersama bahwa partai yang
kemudian mengusung enam (6) kandidat perlu dicermati kembali. karna ada partai
yang memperkosa aspirasi masrakat dan
tujuan partai.
mengapa saya katakana demikian, karna paska kenaikan bbm
kemarin seluru rakyat telah menyaksikan bersama bahwa partai demokrat dan pan
yang ditumpangi muhajir dan sahrin adalah partai pertama yang ingin menaikan
BBM. dan partai PDI-P merupakan partai
yang pertama pula menolak kenaikan bbm sejak 2010 lalu. partai pdi-p melihat
kesengsaran masrakat didepan sanah ketika bbm di naikan. sekali-kali jang kita
hanya melihat figure nya tapi coba kita
lihat partainya. sebagai orang akademi displin ilmu politik secara
terang-terangan saya katakan partai
politik adalah penguasa tertinggi di bangsa ini bukan para elit, karna
dalam sistim kepartayan kita bisa merdeka secara pikiran namun tidak bisa
merdeka secara kebijakan. cobah kita
lihat apakah ada DEWAN PERAMPOK RAKRAT (DPR) dari fraksi demokrat yang berani
menolak kenaikan bbm. walaupun mereka adalah penyambung lida rakyat. Diantara
lima fungsi partai disi yang menjadi dasar pijakan kita adalah dua diantara
kelima fungsi itu. Yakni; pertama pendidikan
politik. Dan kedua sosialisasi
politik. Seharusnya dua aitem penting ini lah yang harus di fungsikan oleh
partai jikalau mereka menginginkan kemakmuran dan kesejatraan rakyat kecil.
Namun, fakta public telah berbicara ternyata partai politik dilahirkan dengan
macam-macam ideology hanya semata-mata mesin kepentingan kapitalis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar