PENGANTAR NASIONALISME INDONESIA
Oleh; Iwan Marwan
Nasionalisme,
merupakan sebuah prodak ideologi pendobrak yang muncul di awal abad ke 18
sebagai suatu solusi ideologi pemersatu dalam pergerakan untuk merebut
kemerdekaan bangsa-bangsa yang dijajah oleh negara-negara yang memainkan peran
politik imprealisme dan kolonialisme barat. Sebagai bentuk dari pada awal
mulanya bangsa indonesia, para father dan mather pendiri bangsa dalam hal ini
bung karno dan kawan-kawan mengadopsi paham nasionalisme untuk dijadikan alat
perjuangan yang terinspirasi dari pada pendapat Ernes renan dan pada saat
formulasi dasar negara bangsa indonesia dalam sidang-sidang BPUPKI kemudian
bermufakat bahwa indonesia menjadi negara nasionalisme sebagai sebuah landasan
politik dalam kehidupan bernegara demi menjaga berbedaan dari sabang sampai
meroke. Nasionalisme indonesia merupakan sebuah paham kebangsaan yang tak bersifat dokmatis dan tak pula
bersifat separatis.
Nasionalisme
indonesia bukan lah nasionalisme barat melainkan nasionalisme indonesia adalah
nasionalisme of humanity sebagai mana
yang dikatakan bung karno bahwa kemanusiaan adalah satu. Untuk merangkul semuah
perbedaan dan mewujutkan kembali titah gaja mada dan perjuangan para father
mather bangsa ini, suda saatnya kita mengakuai bahwa kita memiliki darah yang
sama yakni darah merah putih.
Dalam tantangan global yang mencekam ini, kita
di tuntut lebih meningkatkan pemahaman kebangsaan kita sebagai negara bangsa
yang pernah dijajah oleh bangsa eropa. Terlepas dari narasi pengantar diatas,
saya akan menjabarkan nasioanlisme berdasarkan pembagian pada beberapa sub bagian.
Yakni:
·
Pengertian Nasionalisme
·
Sejarah Nasionalisme Dunia
·
Teori dan Tokoh Nasionalisme
·
Nasionalisme Indonesia
Pada
empat tahapan ini akan dijabarkan aitem/aitem untuk lebih membuat peserta Pekan
Penerimaan Anggota Baru (PPAB) lebih mengerti untuk menjadikannya sebagai bahan
dasar untuk menjadi seorang anggota GMNI Ternate yang lebih kritis dalam
mengawal kesatuan dan keutuhan Bangsa Indonesia yang semakin disobek tenun
kebangsaan kita.
A.
Pengertian
Nasionalisme
Secara
etimologi asal kata Nasionalisme
berasal dari kata latin natio
yang berarti kelahiran, dan suku. dalam perkembanganya kemudian dikembangkan
menjadi nation (bahasa
Inggris,Jerman, dan Belanda) yang artinya adalah bangsa. Dalam
pengertian antropologis dan
sosiologis, Bangsa adalah suatu
persekutuan hidup yang
berdiri sendiri dan masing-masing
anggota persekutuan hidup
merasa satu kesatuan ras,
bahasa, agama, sejarah
dan adat-istiadat. Sedangkan
dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan
mereka tunduk pada kedaulatan negaranya
sebagai suatu kekuasaan
tertinggi keluar dan kedalam.
Untuk
membentuk sebuah bangsa,orang-orangnya merasa diri untuk bersatu dan harus mauh
bersatu. Keinginan untuk bersatu itu bisa disebabkan oleh persamaan latar
belakang sejarah, kebudayan, tradisi, dan kepentingan. misalkan bangsa
indonesia yang tauh benar bahwa dimasa kejayaanya dibawah pimpinan kerajaan
sriwijaya, majapahit dan mataram dan merasakan penjajahan.
Nasonalisme
sebetulnya produk lain dari revolusi prancis. Istilah nasionalisme sebetulnya
sudah ada sejak jaman kuno. Saat terjadi revolusi prancis, beberapa tokoh
kemudian menggabungkan pengertian nasionalisme yang lebih tua ini dengan sebuah
gagasan tentang bangsa. Sejak saat itulah berkembang gagasan tentang bangsa dan
nasionalisme. Akan tetapi gagasan nasionalisme cenderung tidak realistis bahwa
ketika kita berbicara bangsa, bukan saja meliputih faktor budaya dll.. yang
dimiliki namun tempat atau wilayah juga sebagai tempat perkumpulan dan menetap
yang kemudian disebut tanah air adalah hal mutlak yang harus diwujutkan
sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa israeli (israel).
Dalam
konteks bangsa indonesia, beberapa bangsa yang mendiami pulau-pulau mengikatkan
diri pada sebuah bangsa besar bernama indonesia. Kesadaran untuk menjadi satu
negara bangsa (nation) inilah yang melatarblakangi munculnya nasionalisme. Jadi
Nasionalisme adalah suatu paham
kesadaran untuk hidup
bersama sebagai suatu
bangsa karena adanya kebersamaan
kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa
lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan,
harapan dan tujuan
dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan
kesadaran tersebut dibutuhkan semangat
patriot dan perikemanusiaan yang
tinggi, serta demokratisasi
dan kebebasan berfikir sehingga
akan mampu menumbuhkan semangat persatuan dalam
masyarakat pluralis.
Ketika
negara-negara eropa dengan paham politik imprealisme telah melakukan
kolonialisme kemudian mengakibatkan Penderitaan yang dasyat membuat
bangsa-bangsa dan sala satunya bangsa indonesia bersatu dan berpegang pada
sebuah ideologi pendobrak yakni nasionalisme dan gagasan persatuan nasional pun
mulai tersebar luas hingga menyebar ke seluruh negar bangsa yang di jajah pada
saat itu.
B.
Sejarah
Nasionalisme Dunia
Sebelum
abad ke 17 belum ada terbentuk satu negara nasionalisme pun di eropa, namun
kebanyakan teori menyebut nasionalisme lahir di eropa. Yang ada di masa itu
hanya kekuasaan kekaisaran eropa semata. Misalkan kekaisaran romawi kuno atau
kekaisaran jerman yang di pimpin oleh Karolus Agung. Kekuasaan yang
bergandengan dengan gereja katolik sehingga masrakat menerima dan mentaati
penguasa sebagai titisan tuhan didunia. Perkembangan dari pada itu, diawal abad
ke 17 terjadi perang besar-besaran
selama 30 tahun antara suku suku bangsa di eropa, misalkan spanyol Vs belanda,
Swiss Vs jerman, dan Prancis Vs Belanda. Perang tersebut merupakan sebagai awal mula atau bentuk dari pada
sebuah kesadaran akan suatu wilayah sebagai milik suku/etnik tertentu.
Perang
yang berlangsunng selama 30 tahun tersebut di akhiri dengan sebuah perjanjian
di kota Westphelia disebelah barat daya jerman. pada tahun 1648 disepakati dalam perjanjian Wesphalia
yang mengatur pembagian teritorial dan
daerah-daerah yang dipertahankan sampai sekarang.
Meskipun
begitu, negara bangsa (nation state) baru lahir pada abad ke 18 dan ke 19. Negara
berasaskan nasionalisme adalah negara yang lahir atas dasar dan semangat
nasionalisme separatis. Akan tetapi sebagaimana yang saya jabarkan pada
penjelasan terdahulu di atas bahwa ketika belum terbentuk suatu negara
nasionalis ternyata nasionalisme pertama yang muncul di eropa merupakan
nasionalisme romantic yang didorong dan dipercepat oleh revolusi perancis dan
penaklukan daerah-daerah sebelum era Napolium Bonaparte.
Dan
ada juga Beberapa gerakan nasionalis sebagai gerkan separatis, ketika kesadaran
untuk melepaskan diri semakin menjadi alasan kesejatraan dan kemakmuran dan
cinta pada tanah air dari rakyat. Misalkan, setelah kekuasan Napolium Bonaparte
yang di juluki sebagai singa dataran eropa di runtuhkan, dan diadakan sebuah
kongres yang di kenal dengan kongres Wina pada tahun 1814-1815 yang
memutuskan belgia menjadi milik belanda. Setelah 15 tahun silam, Belgia
kemudian menjadi negara nasionalismerdeka.selain dari pada kongres Wina ada
juga revolusi yunani ditahun 1821-1829 yang
ingin melepaskan diri dari kekuasan Ottoman Turki. Lain halnya dengan
indonesia, wilyah kerajaaan Sriwijaya di abad ke 09 dan Majapahit pada abad ke
14 juga mengalami kehancuran dan
melahirkan beberapa kerajaan baru dan terjadi peperangan untuk penguasan
perluasan tanah/wilayah sehingga terbentuklah kerajaan baru.
C.
Teori
dan Tokoh Nasionalisme
·
Ernest Renan
Unsur
utama dalam nasionalisme adalah le desir
de’etre ensemble (kemauan untuk bersatu). Kemauan bersama ini disebut
nasionalisme yaitu suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian besar
penduduk bahwa nation state adalah cita-cita dan merupakan bentuk organisasi
politik yang sah, sedangkan bangsa merupakan sumber semua tenaga kebudayaan dan
kesejahteraan ekonomi.
·
Otto Bauer
Nasionalisme
adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari adanya national
consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
·
Dr. Hertz
Ada
empat unsur nasionalisme, yaitu hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk
mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, hasrat untuk kehormatan
bangsa.
- Hans Kohn
Nasionalisme
Arti dan Sejarahnya (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984). Nasionalisme
adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam sejarah modern. Paham ini
berasal dari Eropa Barat pada abad ke-18. Selama abad ke-19 ia telah tersebar
di seluruh Eropa dan dalam abad ke-20,ia telah menjadi suatu pergerakan dunia.
·
Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris
membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”.
Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G. Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan
yang paling tersohor dan salah satu tokoh nasioanalisme yang paling terpopuler
adalah nasionalisme adalah Mahatma Gandhi yang memiliki konsepsi dasar
perjuangan :
1. Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu
gerakan anti peperangan.
2.
Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk
asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk kantor atau pabrik.
3. Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India
untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4. Swadesi, merupakan gerakan rakyat India
untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri. (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore).
·
Dr. Sun Yat SEn
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor
kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar
gerakan San Min Chu I: 1. Republik Cina adalah suatu negara
nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan
berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial
bagi rakyatnya. Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar
pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah
terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911).
·
Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha
menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.
Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah (Negeri Islam)dengan faham racun
(nasionalisme dan sekulerisme). Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri
Penjajah). Gerakan Turki Muda
ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.
·
Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882)
dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas
negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi
keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya dengan gerakan kebangsaan
dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia
untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di
negaranya.
·
Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"!
lanjut bung karno nasionalisme bukan saling mengecualikan akan tetapi saling
bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.
D. Nasionalisme
Indonesia
Indonesia telah dijajah oleh bangsa
Barat sejak abad XVII, namun kesadaran nasional sebagai sebuah bangsa baru
muncul pada abad XX. Kesadaran itu muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan
yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Karena, melalui pendidikanlah muncul
kelompok terpelajar atau intelektual yang menjadi motor penggerak nasionalisme
Indonesia. Melalui tangan merekalah, perjuangan bangsa Indonesia di dalam
membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat memasuki
babak baru. Inilah yang kemudian dikenal dengan periode pergerakan nasional.
Perjuangan tidak lagi dilakukan dengan perlawanan bersenjata tetapi dengan
menggunakan organisasi modern.
Ide-ide yang muncul pada masa
pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan terdidik saja. Selain
merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena hanya
kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial.
Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi
dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional sebagaimana perlawanan
rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi modern bagi perjuangan
kebangsaan. Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial,
politik, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme. Oleh karena
itu, gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak bisa dipisahkan dari praktik
kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat. Hanya saja, pada
tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan
terpelajar.
Merekalah yang mula-mula memiliki
kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan
jawabannya. Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai dari yang
bersifat etnis, kultural, hingga nasional. Itulah latar belakang munculnya
nasionalisme Indonesia. Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari
luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri.
Akibat
dari impirialisme benar-benar dahsyat. Orang-orang lelaki direnggut dari
rumahnya dan dipaksa menjadi budak di pulau-pula, yang kekurangan tenaga
manusia. Kaum perempuan dipaksa bekerja dikebun nila dan mereka harus terus
bekerja keras, sekalipun mereka melahirkan selagi penanaman berlangsung.
Tempe
adalah sejenis makanan yang lunak dan murah terbuat dari kacang kedele yang
diberi ragi. Negeri tempe berarti negeri yang lemah. Seperti itulah kami
jadinya. Kami terus-menerus dikatakan sebagai bangsa yang memiliki otak seperti
kapas. Kami menjadi pengecut-takut duduk, juga takut berdiri, karena apapun
yang kami lakukan selalu salah. Kami menjadi orang yang lembek seperti
agar-agar dengan nyali yang kecil. Kami lemah seperti katak dan lembut seperti
kapuk. Kami menjadi satu bangsa yang hanya dapat bicara pelan “Ya, Tuhan.”
Pada abad ke 20, ketikaa isolasi tidak
ada lagi, seluruh asia bangkit, termasuk juga bangsa indonesia yang lemah dan
pemalu itu, pada bulan mei 1908 sejumlah pemimpin di jawa membentuk organisasi
nasional yang pertama dengan nama “budi utomo”. Pada tahun 1912 muncul sarekat
islam yang anggotanya pernah mencapai hampir dua juta orang di bawah pimpinan
teman bapakku HOS Cokroaminoto.
Penderitaan membuat bangsa indonesia
bersatu dan gagasan persatuan nasional mulai menyebar. Tempat lahir dari
gerakan itu memang dari jakarta, tetapi sang bayi memulai langkahnya dari
surabaya.
Pada 1916 Surabaya merupakan kota
pelabuhan yang sibuk dan sangat ramai, kota itu memiliki pelabuhan yang
dijadikan pusat perdagangan yang hidup. Sebagai daerah industri penting dengan
transaksi yang cepat dari gula, teh, tembakau, kopi, surabaya penuh dengan
persaingan dagang sengit dari orang-orang tionghoa yang cerdas. Sementara para
pelaut dan saudagar yang banyak masuk membawa berita-berita dari segala penjuru
dunia. Penduduknya terus bertambah dengan para buruh dok dan pekerja reparasi
kapal yang berusia mudah dan penuh semangat. Ada persaingan, boikot,
perkelahiandi jalan. Kota ini bergolak oleh rasa tidak puas dan semangat
revolusioner. Ke dalam suasana demikian ini seorang “anak mama” berumur 15
tanun datang dengan menjinjing sebuah tas kecil.
1.
Nasionalisme
ke-Kebangsaan
Didalam tahun 1882 Ernest Renan telah membuka
pendapatnya tentang faham "bangsa" itu.
"Bangsa" itu menurut pujangga ini ada suatu nyawa, suatu azas-akal, yang terjadi dari dua hal: pertama-tama rakyat itu d u l u n y a harus bersama-sama menjalani satu riwayat; kedua, rakyat itu sekarang harus mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu.
Bukannya jenis
(ras), bukannya bahasa, bukannya agama, bukannya persamaan butuh, bukannya pula batas-batas negeri yang menjadikan "bangsa" itu. Dari
tempo-tempo belakangan, maka selainnya penulis-penulis lain, sebagai Karl Kautsky dan Karl Radek, teristimewa
O t t o B a u e r lah yang mempelajari soal "bangsa" itu.
"Bangsa itu adalah suatu persatuan perangai yang terjadi dari persatuan hal-ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat itu", begitulah katanya. Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"!
(Penyambung Suara Rakyat, Bung Karno)
Bagaimana juga bunyinya keterangan-keterangan yang telah diajarkan oleh
pendekar-pendekar ilmu yang
kita sebutkan di atas
tahadi, maka tetaplah, bahwa rasa nasionalistis itu menimbulkan suatu rasa percaya akan diri sendiri, rasa yang mana adalah perlu sekali untuk
mempertahankan diri di dalam
perjoangan menempuh keadaan-keadaan, yang mau mengalahkan kita.
Rasa percaya akan diri sendiri inilah yang memberi keteguhan hati pada kaum Boedi Oetomo
dalam usahanya mencari Jawa-Besar; rasa percaya akan
diri sendiri inilah yang menimbulkan ketetapan hati pada kaum
revolusioner-nasionalis dalam perjoangannya mencari
Hindia Besar atau Indonesia-Merdeka adanya.
Apakah rasa nasionalisme, - yang, oleh kepercayaan akan
diri sendiri itu, begitu gampang menjadi
kesombongan-bangsa, dan begitu gampang mendapat tingkatnya yang
kedua, yalah kesombongan-ras, walaupun faham ras (jenis)
ada setinggi langit bedanya dengan
faham bangsa, oleh karena ras itu ada suatu faham biologis, sedang nationaliteit itu suatu faham sosiologis (ilmu pergaulan hidup), - apakah nasionalisme itu dalam perjoangan-jajahan
bisa bergandengan dengan Islamisme yang dalam hakekatnya tiada
bangsa, dan dalam lahirnya dipeluk
oleh bermacam-macam bangsa dan bermacam-macam ras;- apakah Nasionalisme itu dalam politik kolonial bisa
rapat-diri dengan Marxisme yang
internasional, inter-rasial itu?
Dengan ketetapan hati kita menjawab: bisa! Sebab,
walaupun Nasionalisme itu dalam hakekatnya mengecualikan segala fihak yang tak
ikut mempunyai "keinginan hidup menjadi satu" dengan
rakyat itu; walaupun Nasionalisme itu sesungguhnya mengecilkan segala golongan yang tak
merasa "satu golongan, satu bangsa" dengan rakyat itu; walaupun Kebangsaan itu dalam azasnya menolak segala perangai yang terjadinya tidak "dari persatuan hal-ikhwal yang telah
dijalani oleh rakyat itu", - maka tak
boleh kita lupa, bahwa manusia-manusia yang menjadikan pergerakan Islamisme dan pergerakan
Marxisme di Indonesia-kita ini, dengan manusia-manusia yang menjalankan pergerakan Nasionalisme itu semuanya mempunyai "keinginan hidup menjadi satu"; - bahwa mereka dengan kaum Nasionalis itu merasa
"satu golongan, satu bangsa"; - bahwa segala fihak dari pergerakan kita ini, baik
Nasionalis maupun Islamis, maupun pula Marxis, beratus-ratus tahun lamanya ada "persatuan hal-ikhwal", beratus-ratus tahun lamanya sama-sama bernasib tak merdeka!
Kita tak boleh lalai, bahwa teristimewa
"persatuan hal-ikhwal", persatuan nasib, inilah yang menimbulkan rasa "segolongan" itu.
Betul rasa-golongan ini masih membuka kesempatan untuk perselisihan satu sama
lain; betul sampai kini, belum pernah
ada persahabatan yang kokoh di antara
fihak-fihak pergerakan di Indonesia-kita ini, - akan tetapi b u k a n l a h pula maksud tulisan ini membuktikan, bahwa
perselisihan itu tidak bisa terjadi. Jikalau kita sekarang mau berselisih, amboi, tak sukarlah mendatangkan
perselisihan itu sekarang pula!
Hendaklah kaum
Nasionalis yang mengecualikan dan mengecilkan segala
pergerakan yang tak terbatas pada Nasionalisme,
mengambil teladan akan sabda Karamchand Gandhi:
"Buat saya, maka cinta saya pada tanah-air itu, masuklah dalam cinta pada segala manusia. Saya ini seorang patriot, oleh karena saya manusia dan bercara manusia. Saya tidak mengecualikan siapa
juga." Inilah rahasianya, yang Gandhi cukup kekuatan mempersatukan fihak Islam dengan fihak Hindu,
fihak Parsi, fihak Jain, dan fihak Sikh yang jumlahnya lebih dari
tigaratus juta itu, lebih dari enam
kali jumlah putera Indonesia, hampir seperlima dari jumlah manusia yang ada di muka bumi ini!
2. Faktor
Pendorong Nasionalisme Di Indonesia
Bangsa
adalah sekelompok manusia yang mendiami wilaya, yang hasrat bersatu dengan
hasrat senasib dan cita-cita. Menurut Hanis Kohn adalah suatu paham yang
menampatkan kesetiaan individu yang tinggi kepada Negara bangsa.
·
Nasionalisme di dorong oleh sejarah
internal dan eksternal
Eksternal
a. Kemenangan
jepang terhadap Rusia (1904-1905) mengugah kesadaran bangsa Asia.
b. Kebangkitan
Nasionalisme Asia-Afrika.
c. Masyarakat
paham baru/lahirnya idiologi baru.
Internal
a. Kejayaan
bangsa indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawa kerajaan Sriwijaya,
Mataram dan Majapahit.
b. Penderitaan
rakyat akibat politik Drainaga (pengerukaan kekayaan)
c. Adanya
Diskriminasi rasial.
d. Munculnya
golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik etis oleh
kolonial.
Penerapan
politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga kemudian
dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam pendidikan yang
selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika suda banyak pribumi yang
mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai lah merumuskan format perlawanan
yang baru, sala satunya adalah pembentukan organisasi-organisasi kepemudaan.
·
Organisasi gerakan moderen
1. Serikat
dagang islam oleh Ky. Saman Hudi, 1905.
2. Bodi
Otomo yang di pelopori oleh Mas NgabahiWahidin dan Soedirman doktor dan Priyayi
tahun 1906-1907 melakukan kampanye di jawa. Akhir 1907 Wahidin bartom soetomo
pelajar stovia belanda berhasil mendorong berdirinya Boedi oetomo pada Rabu
tanggal 20 Mei 1908 di Batavia.
3. Indische
partij (bandung 1912 Desember tanggal 25)
4. Perhimpunan
indonesia berdiri pada tahun 1908 yang namanya Indische Vereninging. Namun
tahun 1922 berubah menjadi indonesische Vereninging yang berarti perhimpunana
indonesia.
5. Kesadaran
atas segala penindasan kemudian melahirkan pembentukan stady clap sebagai cikal
bakal pembentukan Partai Nasioanalisme
Indonesia ( PNI) yang didirikan oleh bung Karno pada tahun 1927 dan bung
karno pula sebagai ketuanya.
·
Upaya menggalang persatuan
1. Pembentukan
permufakatan Perhimpunan Politik Kebngsaan Indonesia (PPPKI) yang terdiri dari
Muhammadiah, Jong Islamiche, sarekat ambon, madura.
2. gerakan
pemuda kedaerahan pertama di indonesia adalah Trikoro Darmo berdiri tanggal 7
Maret 1915 oleh pemuda-pemuda jawa dengan tokoh satiman, kadarman, sumardi,
jaksodipuro.
3. Perhimpunan
Pelajar Pelajar Indonesia pada tahun 1926.
·
Kongres pemuda indonesia
Perhimpunan
Indonesia dan perhimpunan pelajar –pelajar indonesia yang inggin bersatu
terwujut tanggal 30 April- 2 Mei 1926 di jakarta, sehingga terselenggaranya
kongres pemuda pertama. Namun penggalangan persatuan demi menciptakan sebuah
kekuasaan rakyat mengalami kegagalan akibat nasioanalisme etnik sebagai dasar
perjuangan. Menjelang dua tahun kemudian konsolidasi Kongres ke-02 pada tanggal
28 Oktober 1928 dengan fusi seluruh organisasi yang di awali pembentukan
panetia pada Juni 1928 yang di: Ketuai oleh Sugondo dari PPPI, Wakil oleh Joko
Marsaid Jong jawa, Sekertaris oleh M.Yamin Jong sumatra, dan Bendahara oleh
Amin Syarifudin. Terselenggaranya kongres ke 2 ini lah yang menjadi cikal bakal
kemerdekaan karna pada kongres ke 2 ini sumpah pemudah terkomendankan dan di
bumikan ditanah pertiwi yang dijajah oleh negara-negara imprealisme eropa.
Sejak
perumusanidentitas nasionalisme indonesia itulah, pergerakan nasionalisme
indonesia semakin terarah. Identitas indonesia kemudian menjadi dasar
perjuangan dan indonesia merdeka menjadi sasaran perjuangan bersama. Nasionalisme
indonesia pulalah yang menjadi landasan pembentukaan dasar negara bangsa
indonesia.
Itulah
jalan panjang perkembangan ideologi nasionalisme. Nasionalisme bermula dari
keinginan untuk mengikat masrakat atau bangsa sebagai satu kesatuan politik dalam
menghadapi kolonialisme. Selanjutnya, nasionalisme berkembang menjadi landasan
untuk membentuk sebuah negara bangsa atau nationstaate.
Kini kolonialisme dihadapkan pada pengaruh globalisasi dunia yang
mengaburkan batas-batas kedaulatan sebuah negara dan bertahan melawan ideologi
kapitalisme yang merupakan produk global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar