Sabtu, 10 Oktober 2015

Pengantar Nasionalisme Indonesia (PPAB GMNI Ternate)



PENGANTAR NASIONALISME INDONESIA
Oleh; Iwan Marwan
Nasionalisme, merupakan sebuah prodak ideologi pendobrak yang muncul di awal abad ke 18 sebagai suatu solusi ideologi pemersatu dalam pergerakan untuk merebut kemerdekaan bangsa-bangsa yang dijajah oleh negara-negara yang memainkan peran politik imprealisme dan kolonialisme barat. Sebagai bentuk dari pada awal mulanya bangsa indonesia, para father dan mather pendiri bangsa dalam hal ini bung karno dan kawan-kawan mengadopsi paham nasionalisme untuk dijadikan alat perjuangan yang terinspirasi dari pada pendapat Ernes renan dan pada saat formulasi dasar negara bangsa indonesia dalam sidang-sidang BPUPKI kemudian bermufakat bahwa indonesia menjadi negara nasionalisme sebagai sebuah landasan politik dalam kehidupan bernegara demi menjaga berbedaan dari sabang sampai meroke. Nasionalisme indonesia merupakan sebuah paham kebangsaan  yang tak bersifat dokmatis dan tak pula bersifat separatis.
Nasionalisme indonesia bukan lah nasionalisme barat melainkan nasionalisme indonesia adalah nasionalisme of  humanity sebagai mana yang dikatakan bung karno bahwa kemanusiaan adalah satu. Untuk merangkul semuah perbedaan dan mewujutkan kembali titah gaja mada dan perjuangan para father mather bangsa ini, suda saatnya kita mengakuai bahwa kita memiliki darah yang sama yakni darah merah putih.
 Dalam tantangan global yang mencekam ini, kita di tuntut lebih meningkatkan pemahaman kebangsaan kita sebagai negara bangsa yang pernah dijajah oleh bangsa eropa. Terlepas dari narasi pengantar diatas, saya akan menjabarkan nasioanlisme berdasarkan pembagian pada beberapa sub bagian. Yakni:
·         Pengertian Nasionalisme
·         Sejarah Nasionalisme Dunia
·         Teori dan Tokoh Nasionalisme
·         Nasionalisme Indonesia
Pada empat tahapan ini akan dijabarkan aitem/aitem untuk lebih membuat peserta Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) lebih mengerti untuk menjadikannya sebagai bahan dasar untuk menjadi seorang anggota GMNI Ternate yang lebih kritis dalam mengawal kesatuan dan keutuhan Bangsa Indonesia yang semakin disobek tenun kebangsaan kita.
A.    Pengertian Nasionalisme
Secara etimologi asal  kata  Nasionalisme  berasal dari kata latin natio yang berarti kelahiran, dan suku. dalam perkembanganya kemudian dikembangkan menjadi nation (bahasa Inggris,Jerman, dan Belanda) yang artinya adalah bangsa.  Dalam  pengertian  antropologis  dan  sosiologis, Bangsa  adalah  suatu  persekutuan  hidup  yang  berdiri  sendiri dan  masing-masing  anggota  persekutuan  hidup  merasa  satu kesatuan  ras,  bahasa,  agama,  sejarah  dan  adat-istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya  sebagai  suatu  kekuasaan  tertinggi  keluar  dan kedalam.
Untuk membentuk sebuah bangsa,orang-orangnya merasa diri untuk bersatu dan harus mauh bersatu. Keinginan untuk bersatu itu bisa disebabkan oleh persamaan latar belakang sejarah, kebudayan, tradisi, dan kepentingan. misalkan bangsa indonesia yang tauh benar bahwa dimasa kejayaanya dibawah pimpinan kerajaan sriwijaya, majapahit dan mataram dan merasakan penjajahan.
Nasonalisme sebetulnya produk lain dari revolusi prancis. Istilah nasionalisme sebetulnya sudah ada sejak jaman kuno. Saat terjadi revolusi prancis, beberapa tokoh kemudian menggabungkan pengertian nasionalisme yang lebih tua ini dengan sebuah gagasan tentang bangsa. Sejak saat itulah berkembang gagasan tentang bangsa dan nasionalisme. Akan tetapi gagasan nasionalisme cenderung tidak realistis bahwa ketika kita berbicara bangsa, bukan saja meliputih faktor budaya dll.. yang dimiliki namun tempat atau wilayah juga sebagai tempat perkumpulan dan menetap yang kemudian disebut tanah air adalah hal mutlak yang harus diwujutkan sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa israeli (israel).
Dalam konteks bangsa indonesia, beberapa bangsa yang mendiami pulau-pulau mengikatkan diri pada sebuah bangsa besar bernama indonesia. Kesadaran untuk menjadi satu negara bangsa (nation) inilah yang melatarblakangi munculnya nasionalisme. Jadi Nasionalisme  adalah suatu paham kesadaran  untuk  hidup  bersama  sebagai  suatu  bangsa  karena adanya  kebersamaan  kepentingan,  rasa  senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta  kesamaan  pandangan,  harapan  dan  tujuan  dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan kesadaran  tersebut  dibutuhkan  semangat  patriot  dan perikemanusiaan  yang  tinggi,  serta  demokratisasi  dan kebebasan  berfikir  sehingga  akan  mampu  menumbuhkan semangat persatuan dalam masyarakat pluralis.
Ketika negara-negara eropa dengan paham politik imprealisme telah melakukan kolonialisme kemudian mengakibatkan Penderitaan yang dasyat membuat bangsa-bangsa dan sala satunya bangsa indonesia bersatu dan berpegang pada sebuah ideologi pendobrak yakni nasionalisme dan gagasan persatuan nasional pun mulai tersebar luas hingga menyebar ke seluruh negar bangsa yang di jajah pada saat itu.
B.     Sejarah Nasionalisme Dunia
Sebelum abad ke 17 belum ada terbentuk satu negara nasionalisme pun di eropa, namun kebanyakan teori menyebut nasionalisme lahir di eropa. Yang ada di masa itu hanya kekuasaan kekaisaran eropa semata. Misalkan kekaisaran romawi kuno atau kekaisaran jerman yang di pimpin oleh Karolus Agung. Kekuasaan yang bergandengan dengan gereja katolik sehingga masrakat menerima dan mentaati penguasa sebagai titisan tuhan didunia. Perkembangan dari pada itu, diawal abad ke 17  terjadi perang besar-besaran selama 30 tahun antara suku suku bangsa di eropa, misalkan spanyol Vs belanda, Swiss Vs jerman, dan Prancis Vs Belanda. Perang tersebut merupakan  sebagai awal mula atau bentuk dari pada sebuah kesadaran akan suatu wilayah sebagai milik suku/etnik tertentu.
Perang yang berlangsunng selama 30 tahun tersebut di akhiri dengan sebuah perjanjian di kota Westphelia disebelah barat daya jerman.  pada tahun 1648 disepakati dalam perjanjian Wesphalia yang  mengatur pembagian teritorial dan daerah-daerah yang dipertahankan sampai sekarang.
Meskipun begitu, negara bangsa (nation state) baru lahir pada abad ke 18 dan ke 19. Negara berasaskan nasionalisme adalah negara yang lahir atas dasar dan semangat nasionalisme separatis. Akan tetapi sebagaimana yang saya jabarkan pada penjelasan terdahulu di atas bahwa ketika belum terbentuk suatu negara nasionalis ternyata nasionalisme pertama yang muncul di eropa merupakan nasionalisme romantic yang didorong dan dipercepat oleh revolusi perancis dan penaklukan daerah-daerah sebelum era Napolium Bonaparte.
Dan ada juga Beberapa gerakan nasionalis sebagai gerkan separatis, ketika kesadaran untuk melepaskan diri semakin menjadi alasan kesejatraan dan kemakmuran dan cinta pada tanah air dari rakyat. Misalkan, setelah kekuasan Napolium Bonaparte yang di juluki sebagai singa dataran eropa di runtuhkan, dan diadakan sebuah kongres yang di kenal dengan kongres Wina pada tahun 1814-1815 yang memutuskan belgia menjadi milik belanda. Setelah 15 tahun silam, Belgia kemudian menjadi negara nasionalismerdeka.selain dari pada kongres Wina ada juga  revolusi yunani ditahun 1821-1829 yang ingin melepaskan diri dari kekuasan Ottoman Turki. Lain halnya dengan indonesia, wilyah kerajaaan Sriwijaya di abad ke 09 dan Majapahit pada abad ke 14  juga mengalami kehancuran dan melahirkan beberapa kerajaan baru dan terjadi peperangan untuk penguasan perluasan tanah/wilayah sehingga terbentuklah kerajaan baru.
C.    Teori dan Tokoh Nasionalisme
·         Ernest Renan
Unsur utama dalam nasionalisme adalah le desir de’etre ensemble (kemauan untuk bersatu). Kemauan bersama ini disebut nasionalisme yaitu suatu paham yang memberi ilham kepada sebagian besar penduduk bahwa nation state adalah cita-cita dan merupakan bentuk organisasi politik yang sah, sedangkan bangsa merupakan sumber semua tenaga kebudayaan dan kesejahteraan ekonomi.
·         Otto Bauer
Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul dari adanya national consiousnis atau kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.
·         Dr. Hertz
Ada empat unsur nasionalisme, yaitu hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, hasrat untuk kehormatan bangsa.
  • Hans Kohn
Nasionalisme Arti dan Sejarahnya (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984). Nasionalisme adalah salah satu kekuatan yang menentukan dalam sejarah modern. Paham ini berasal dari Eropa Barat pada abad ke-18. Selama abad ke-19 ia telah tersebar di seluruh Eropa dan dalam abad ke-20,ia telah menjadi suatu pergerakan dunia.
·         Mahatma Ghandi
India untuk menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India National Congres”. Tokohnya, Mahatma GandhiPandit Jawaharlal NehruB.G. Tilak, dsb. Akan tetapi tokoh pergerakan yang paling tersohor dan salah satu tokoh nasioanalisme yang paling terpopuler adalah nasionalisme adalah Mahatma Gandhi yang memiliki konsepsi dasar perjuangan :
1.      Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan.
2.       Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun walaupun mereka masuk kantor atau pabrik.
3.      Satyagraha, merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris.
4.      Swadesi, merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang buatan negeri sendiri.  (Selain itu adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore).

·         Dr. Sun Yat SEn
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I: 1. Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911).

·         Mustafa Kemal Pasha
Dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat menumbangkan Khilafah (Negeri Islam)dengan faham racun (nasionalisme dan sekulerisme). Mustafa Kemal merupakan agen Inggris (Negeri Penjajah). Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan nasional di Indonesia.

·         Arabi Pasha
Dipimpin oleh Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia seperti Muhammaddiyah.Intinya dengan gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan kolonialisme di negaranya.

·         Bung Karno
Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"! lanjut bung karno nasionalisme bukan saling mengecualikan akan tetapi saling bersahabat karna kemanusiaan adalah satu.

D.    Nasionalisme Indonesia
Indonesia telah dijajah oleh bangsa Barat sejak abad XVII, namun kesadaran nasional sebagai sebuah bangsa baru muncul pada abad XX. Kesadaran itu muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Karena, melalui pendidikanlah muncul kelompok terpelajar atau intelektual yang menjadi motor penggerak nasionalisme Indonesia. Melalui tangan merekalah, perjuangan bangsa Indonesia di dalam membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat memasuki babak baru. Inilah yang kemudian dikenal dengan periode pergerakan nasional. Perjuangan tidak lagi dilakukan dengan perlawanan bersenjata tetapi dengan menggunakan organisasi modern.
Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan terdidik saja. Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial. Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi modern bagi perjuangan kebangsaan. Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme. Oleh karena itu, gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan sebab akibat. Hanya saja, pada tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu kelompok bangsawan terpelajar.
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan jawabannya. Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai dari yang bersifat etnis, kultural, hingga nasional. Itulah latar belakang munculnya nasionalisme Indonesia. Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri.
Akibat dari impirialisme benar-benar dahsyat. Orang-orang lelaki direnggut dari rumahnya dan dipaksa menjadi budak di pulau-pula, yang kekurangan tenaga manusia. Kaum perempuan dipaksa bekerja dikebun nila dan mereka harus terus bekerja keras, sekalipun mereka melahirkan selagi penanaman berlangsung.
Tempe adalah sejenis makanan yang lunak dan murah terbuat dari kacang kedele yang diberi ragi. Negeri tempe berarti negeri yang lemah. Seperti itulah kami jadinya. Kami terus-menerus dikatakan sebagai bangsa yang memiliki otak seperti kapas. Kami menjadi pengecut-takut duduk, juga takut berdiri, karena apapun yang kami lakukan selalu salah. Kami menjadi orang yang lembek seperti agar-agar dengan nyali yang kecil. Kami lemah seperti katak dan lembut seperti kapuk. Kami menjadi satu bangsa yang hanya dapat bicara pelan “Ya, Tuhan.”
Pada abad ke 20, ketikaa isolasi tidak ada lagi, seluruh asia bangkit, termasuk juga bangsa indonesia yang lemah dan pemalu itu, pada bulan mei 1908 sejumlah pemimpin di jawa membentuk organisasi nasional yang pertama dengan nama “budi utomo”. Pada tahun 1912 muncul sarekat islam yang anggotanya pernah mencapai hampir dua juta orang di bawah pimpinan teman bapakku HOS Cokroaminoto.
Penderitaan membuat bangsa indonesia bersatu dan gagasan persatuan nasional mulai menyebar. Tempat lahir dari gerakan itu memang dari jakarta, tetapi sang bayi memulai langkahnya dari surabaya.
Pada 1916 Surabaya merupakan kota pelabuhan yang sibuk dan sangat ramai, kota itu memiliki pelabuhan yang dijadikan pusat perdagangan yang hidup. Sebagai daerah industri penting dengan transaksi yang cepat dari gula, teh, tembakau, kopi, surabaya penuh dengan persaingan dagang sengit dari orang-orang tionghoa yang cerdas. Sementara para pelaut dan saudagar yang banyak masuk membawa berita-berita dari segala penjuru dunia. Penduduknya terus bertambah dengan para buruh dok dan pekerja reparasi kapal yang berusia mudah dan penuh semangat. Ada persaingan, boikot, perkelahiandi jalan. Kota ini bergolak oleh rasa tidak puas dan semangat revolusioner. Ke dalam suasana demikian ini seorang “anak mama” berumur 15 tanun datang dengan menjinjing sebuah tas kecil.

1.      Nasionalisme ke-Kebangsaan
Didalam tahun 1882 Ernest Renan telah membuka pendapatnya tentang faham "bangsa" itu. "Bangsa" itu menurut pujangga ini ada suatu nyawa, suatu azas-akal, yang terjadi dari dua hal: pertama-tama rakyat itu d u l u n y a harus bersama-sama menjalani satu riwayat; kedua, rakyat itu sekarang harus mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu.
Bukannya jenis (ras), bukannya bahasa, bukannya agama, bukannya persamaan butuh, bukannya pula batas-batas negeri yang menjadikan "bangsa" itu. Dari tempo-tempo belakangan, maka selainnya penulis-penulis lain, sebagai Karl Kautsky dan Karl Radek, teristimewa O t t o  B a u e r  lah yang mempelajari soal "bangsa" itu. "Bangsa itu adalah suatu persatuan perangai yang terjadi dari persatuan hal-ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat itu", begitulah katanya. Nasionalisme itu yalah suatu iktikad; suatu keinsyafan rakyat, bahwa rakyat itu ada satu golongan, satu "bangsa"! (Penyambung Suara Rakyat, Bung Karno)
Bagaimana juga bunyinya keterangan-keterangan yang telah diajarkan oleh pendekar-pendekar ilmu yang kita sebutkan di atas tahadi, maka tetaplah, bahwa rasa nasionalistis itu menimbulkan suatu rasa percaya akan diri sendiri, rasa yang mana adalah perlu sekali untuk mempertahankan diri di dalam perjoangan menempuh keadaan-keadaan, yang mau mengalahkan kita.
Rasa percaya akan diri sendiri inilah yang memberi keteguhan hati pada kaum Boedi Oetomo dalam usahanya mencari Jawa-Besar; rasa percaya akan diri sendiri inilah yang menimbulkan ketetapan hati pada kaum revolusioner-nasionalis dalam perjoangannya mencari Hindia­ Besar atau Indonesia-Merdeka adanya.
Apakah rasa nasionalisme, - yang, oleh kepercayaan akan diri sendiri itu, begitu gampang menjadi kesombongan-bangsa, dan begitu gampang mendapat tingkatnya yang kedua, yalah kesombongan-ras, walaupun faham ras (jenis) ada setinggi langit bedanya dengan faham bangsa, oleh karena ras itu ada suatu faham biologis, sedang nationaliteit itu suatu faham sosiologis (ilmu pergaulan hidup),  - apakah nasionalisme itu dalam per­joangan-jajahan bisa bergandengan dengan Islamisme yang dalam hakekatnya tiada bangsa, dan dalam lahirnya dipeluk oleh bermacam­-macam bangsa dan bermacam-macam ras;- apakah Nasionalisme itu dalam politik kolonial bisa rapat-diri dengan Marxisme yang internasional, inter-rasial itu?
Dengan ketetapan hati kita menjawab: bisa! Sebab, walaupun Nasionalisme itu dalam hakekatnya mengecualikan segala fihak yang tak ikut mempunyai "keinginan hidup menjadi satu" dengan rakyat itu; walaupun Nasionalisme itu sesungguhnya mengecilkan segala golongan yang tak merasa "satu golongan, satu bangsa" dengan rakyat itu; walaupun Kebangsaan itu dalam azasnya menolak segala perangai yang terjadinya tidak "dari persatuan hal-ikhwal yang telah dijalani oleh rakyat itu", -  maka tak boleh kita lupa, bahwa manusia-­manusia yang menjadikan pergerakan Islamisme dan pergerakan Marxisme di Indonesia-kita ini, dengan manusia-manusia yang menjalankan pergerakan Nasionalisme itu semuanya mempunyai "keinginan hidup menjadi satu"; - bahwa mereka dengan kaum Nasionalis itu merasa "satu golongan, satu bangsa"; - bahwa segala fihak dari per­gerakan kita ini, baik Nasionalis maupun Islamis, maupun pula Marxis, beratus-ratus tahun lamanya ada "persatuan hal-ikhwal", beratus-ratus tahun lamanya sama-sama bernasib tak merdeka!
Kita tak boleh lalai, bahwa teristimewa "persatuan hal-ikhwal", persatuan nasib, inilah yang menimbulkan rasa "segolongan" itu. Betul rasa-golongan ini masih membuka kesempatan untuk perselisihan satu sama lain; betul sampai kini, belum pernah ada persahabatan yang kokoh di antara fihak-fihak pergerakan di Indonesia-kita ini, - akan tetapi b u k a n l a h pula maksud tulisan ini membuktikan, bahwa perselisihan itu tidak bisa terjadi. Jikalau kita sekarang mau berselisih, amboi, tak sukarlah mendatangkan perselisihan itu sekarang pula!
Hendaklah kaum Nasionalis yang mengecualikan dan mengecilkan segala pergerakan yang tak terbatas pada Nasionalisme, mengambil teladan akan sabda Karamchand Gandhi: "Buat saya, maka cinta saya pada tanah-air itu, masuklah dalam cinta pada segala manusia. Saya ini seorang patriot, oleh karena saya manusia dan bercara manusia. Saya tidak mengecualikan siapa juga." Inilah rahasianya, yang Gandhi cukup kekuatan mempersatukan fihak Islam dengan fihak Hindu, fihak Parsi, fihak Jain, dan fihak Sikh yang jumlahnya lebih dari tigaratus juta itu, lebih dari enam kali jumlah putera Indonesia, hampir seperlima dari jumlah manusia yang ada di muka bumi ini!
2.      Faktor Pendorong Nasionalisme Di Indonesia
Bangsa adalah sekelompok manusia yang mendiami wilaya, yang hasrat bersatu dengan hasrat senasib dan cita-cita. Menurut Hanis Kohn adalah suatu paham yang menampatkan kesetiaan individu yang tinggi kepada Negara bangsa.
·         Nasionalisme di dorong oleh sejarah internal dan eksternal
Eksternal
a.       Kemenangan jepang terhadap Rusia (1904-1905) mengugah kesadaran bangsa Asia.
b.      Kebangkitan Nasionalisme Asia-Afrika.
c.       Masyarakat paham baru/lahirnya idiologi baru.
Internal
a.       Kejayaan bangsa indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di bawa kerajaan Sriwijaya, Mataram dan Majapahit.
b.      Penderitaan rakyat akibat politik Drainaga (pengerukaan kekayaan)
c.       Adanya Diskriminasi rasial.
d.      Munculnya golongan terpelajar pada awal abad ke-20 ketika di terapkan politik etis oleh kolonial.
Penerapan politik inilah peluang bagi bangsa indonesia secara strategi, sehingga kemudian dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa indonesia untuk mengenyam pendidikan yang selama ini telah dieksploitasi oleh Belanda. Ketika suda banyak pribumi yang mengenyam pendidikan lanjut kemudian mulai lah merumuskan format perlawanan yang baru, sala satunya adalah pembentukan organisasi-organisasi kepemudaan.
·         Organisasi gerakan moderen
1.      Serikat dagang islam oleh Ky. Saman Hudi, 1905.
2.      Bodi Otomo yang di pelopori oleh Mas NgabahiWahidin dan Soedirman doktor dan Priyayi tahun 1906-1907 melakukan kampanye di jawa. Akhir 1907 Wahidin bartom soetomo pelajar stovia belanda berhasil mendorong berdirinya Boedi oetomo pada Rabu tanggal 20 Mei 1908 di Batavia.
3.      Indische partij (bandung 1912 Desember tanggal 25)
4.      Perhimpunan indonesia berdiri pada tahun 1908 yang namanya Indische Vereninging. Namun tahun 1922 berubah menjadi indonesische Vereninging yang berarti perhimpunana indonesia.
5.      Kesadaran atas segala penindasan kemudian melahirkan pembentukan stady clap sebagai cikal bakal pembentukan Partai Nasioanalisme  Indonesia ( PNI) yang didirikan oleh bung Karno pada tahun 1927 dan bung karno pula sebagai ketuanya.
·         Upaya menggalang persatuan
1.      Pembentukan permufakatan Perhimpunan Politik Kebngsaan Indonesia (PPPKI) yang terdiri dari Muhammadiah, Jong Islamiche, sarekat ambon, madura.
2.      gerakan pemuda kedaerahan pertama di indonesia adalah Trikoro Darmo berdiri tanggal 7 Maret 1915 oleh pemuda-pemuda jawa dengan tokoh satiman, kadarman, sumardi, jaksodipuro.
3.      Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia pada tahun 1926.
·         Kongres pemuda indonesia
Perhimpunan Indonesia dan perhimpunan pelajar –pelajar indonesia yang inggin bersatu terwujut tanggal 30 April- 2 Mei 1926 di jakarta, sehingga terselenggaranya kongres pemuda pertama. Namun penggalangan persatuan demi menciptakan sebuah kekuasaan rakyat mengalami kegagalan akibat nasioanalisme etnik sebagai dasar perjuangan. Menjelang dua tahun kemudian konsolidasi Kongres ke-02 pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan fusi seluruh organisasi yang di awali pembentukan panetia pada Juni 1928 yang di: Ketuai oleh Sugondo dari PPPI, Wakil oleh Joko Marsaid Jong jawa, Sekertaris oleh M.Yamin Jong sumatra, dan Bendahara oleh Amin Syarifudin. Terselenggaranya kongres ke 2 ini lah yang menjadi cikal bakal kemerdekaan karna pada kongres ke 2 ini sumpah pemudah terkomendankan dan di bumikan ditanah pertiwi yang dijajah oleh negara-negara imprealisme eropa.
Sejak perumusanidentitas nasionalisme indonesia itulah, pergerakan nasionalisme indonesia semakin terarah. Identitas indonesia kemudian menjadi dasar perjuangan dan indonesia merdeka menjadi sasaran perjuangan bersama. Nasionalisme indonesia pulalah yang menjadi landasan pembentukaan dasar negara bangsa indonesia.
Itulah jalan panjang perkembangan ideologi nasionalisme. Nasionalisme bermula dari keinginan untuk mengikat masrakat atau bangsa sebagai satu kesatuan politik dalam menghadapi kolonialisme. Selanjutnya, nasionalisme berkembang menjadi landasan untuk membentuk sebuah negara bangsa atau nationstaate. Kini kolonialisme dihadapkan pada pengaruh globalisasi dunia yang mengaburkan batas-batas kedaulatan sebuah negara dan bertahan melawan ideologi kapitalisme yang merupakan produk global.

Tidak ada komentar: