Selasa, 31 Maret 2015

Kekafiran Berpikir

Oleh: Iwan Marwan

Tgl 24-03-2015, ternate

Sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia jauh berbeda dengan sejarah kemerdekaan bangsa-bangsa lainya di seluruh dunia, hal ini karna sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah sejarahnya kaum muda secara totalitas dengan modal  semangat perjuangan melawan bangsa Imprealisme dan Kolonialisme sehingga mereka mampuh memerdekaan bangsa indonesia.

perjuangan pergerakan kaum muda di saat itu di mulai pada tahun 1905 sampai tahun 1945, di tahun 1945 merupakan tahun yang menjadi awal kesuksesan perjuangan kemerdekaan untuk bangsa indonesia selama bertahun-tahun. untuk itu, suda menjadi barang tentu, warisan yang di wariskan adalah tidak lain dan tidak bukan hanya lah warisan perjuangan bangsa, karna kemerdekaan menurut para father, mather bangsa Indonesia hanyalah sebuah jembatan emas yang di pentangkan untuk mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan bangsa indonesia. 

menguatkan asumsi saya sebagaimana tertuang pada paragraf kedua karna mengingat didalam formulasi pembukaan undang-undang dasar 1945 yang tertuang didalam alenea ke dua adalah:
''dan perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia''  itu artinya, tanggung jawab kita saat ini adalah mengantarkan rakyat indonesia kedalam gerbang kemerdekaan indonesia itu, mengapa demikian. pemaknaan kata :didepan, dalam terori interpretasi Paul Ricoeur, kata didepan sebagaimana dilansir kemudian memiliki pengertian yang terbatas.  sehingga suda menjadi barang tentu untuk bagaimana mewarisi api-api yang berkobar-kobar untuk menegakkan kejaliman di persada bumi tercinta ini. 

terlepas dari polemik diatas, sudah menjadi indikasi bahwa sebuah gerakan yang di lakukan oleh kaum muda entah itu gerakan politik maupun gerakan moril semuanya itu merupakan warisan yang harus diterima. karna biar bagimana pun juga, setiap pendiri bamgsa ini memiliki anak-anak ideologisnya masing-masing.

akan tetapi, menjadi persoalan hari ini adalah babak sejarah yang di konstruksi oleh akan muda tahun 1966 sebut saja, Kosmos Batubara, Akbar Tanjung, dan Abdul Gafur. yang sampai hari ini kemudian telah mengkafirkan seluruh re-generasi yang konon katanya sebagai pemegang tongkat estavet bangsa, sebagai buss penggerak rakyat bangsa indonesia. akibat dari konspirasi yang kemudian di lakukan oleh angkatan muda dan pihak militer sebagai salah satu kekuatan politik yang kuat di masa kedaulatan Republic Indonesia di kocar kacir oleh pihak imprealisme dan kolonialisme. 

alasan ini lah bung Karno yang dengan gagah berani meneriakan ganyang malaysia, dan keluar dari Persatuan Bangsa Bangsa akibat dari ulah AS dan Inggris untuk memerdekaan Malaysia, kemudian di tahun-tahun ini pula perang dingin di antara blok barat dan Uni soviet kemudian berpengaruh pada setiap negara-negara yang ada di Asia dan Afrika. Didalam buku Ketahanan Nasional yang di terbitkan oleh GRASINDO, menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Negara lebih besar alokasinya untuk membangun ABRI karna ploting anggaran untuk ABRI sebesar 3/4 % , sedangkan kondisi keungan indonesia pada tahun 1963-66 belum begitu stabil akibat dari pada pihak Imprealisme dan Kolonialisme masih mengancam Kedaulatan bangsa Indonesia.

Negara bangsa Indonesia yang di kenal masih seumuran jagung yang belum memiliki konstruksi Ekonomi yang kuat akibat dari pada warisan Penjajahan selama 350 tahun lamanya, yang merusak mental para rakyat pribumi Indonesia malah di peradabkan pada perebutan blok barat dan timur sehingga Bung Karno sebagai presiden pertama harus banyak melakukan diplomasi dan hubungan bilateral dan multilateral, sehingga menjadi utama adalah kedaulatan negara bukan mengabaikan Rakyat. namun dengan adanya konspirasi asing dengan Militer yang dibesarkan oleh Bung Karno untuk menjatuhkan Bung Karno malah kaum muda juga ikut berselingku dengan para antek-antek predator tersebut. sekalipun dalam pidato pertanggung jawaban kepresidenan yang kemudian di tolak oleh MPRS Versi Orde Baru yang di namakan NAWAKSARA memiliki tiga poin pokok dalam pidato tersebut yakni :

  1. Lihainya Nikolim, 
  2. Subversi antek-antek Militer yang tidak jelas, dan
  3. keterlibatan CIA Amerika untuk menjatuhkan bung Karno
sekalipun demikian, pidato NAWAKSARA bung Karno yang tidak menyalahkan para kaum muda yang melakukan demonstrasi bersama  dukungan oleh Militer untuk menjatuhkan beliau namun meminjam judul buku Muhammad Thalib kaum muda angkatan 1966 telah mengalami sati Kekafiran Berpikir. Gymnastik Politik Radikal Nasional (Achmad Suhawi) menjelaskan bahwa sebuah kesaksian Jonh Lumakewang yang bertemu dengan bung Karno secara diam-diam dan menyampaikan kepada bung Karno ternyata di luar sana rakyat menunggu komando bung Karno dikalah itu, akan tetapi jawaban yang sederhana kemudian di sampaikan kepada jonh. bung Karno berkata: saya yang tidak berkomando saja suda banyak rakyat yang mati, makanya ingat Jonh kamu harus cerdik seperti merpati dan lincah seperti ular ingat itu dalam surat matius ayat 10, karna kamu akan di peradabkan pada satu masa yang akan lebih sulit dibanding aku yang hanya melawan  kaum penjajah. dan ini merupakan konstruksi sejarah yang kelam dikemudian hari.

setelah terbit terangnya kekuasaan Orde Baru di bawa pimpinan totaliter dan otoriternya Suharto, seluruh kaum muda 1966 kemudian menjadi penyokong Orba selama 32 tahun terkecuali Soe Hoe Gie yang entah kemana kematianya yang simpang siur sampai deting ini. warisan yang di wariskan adalah warisan yang tersesat karna kita dijauhkan oleh segala bentuk aktifitas kerakyataan.  Abdul Gafur dkk memarjinalkan Gerakan kaum muda dengan membentuk Komite Nasional Pemuda Indonesia guna memutuskan mata rantai kekuatan Cipayung pada tahun 1973. 

dan mentri Pendidikan dan Kebudayaan Alm Daout Yoesup menerapkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) sebagai pembatasan eksistensi mahasiswa dan memperkecil ruang gerak mahasiswa dalam merespok politik praktis dikala itu (buku:Sketsa Pergolakan GMNI).  dengan kebijakan itu pula hendak memanipulasi kesadaran mahasiswa dalam memaknai dan menjalani kehidupan di kampus. 

kegiatan kampus diarahkan pada hal-hal yang bersifat  ''student needt'' (misalnya;pemenuhan buku murah, dan behasiswa), ''student intrest'' pengembangan minat mahasiswa untuk berkesenian, dan penelitian), dan ''student welfare'' (hubunganbelajar mengajar yang harmonis antara mahasiswa dan dosen yang menyenangkan). kebijakan lainya, lewat Mentri Pendidikan pula, kemudian menerapkan yang namanya Badan Kordinasi Mahasiswa sedangkan Majelis Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa yang otonom yang bertanggung jawap pada wilayah kampus dan menjadi medyum kekuatan mahasiswa yang terorganisir dibekukan.

dengan berbagai upaya diatas, ternyata kita kaum muda saat ini telah mengalami satu kesesatan berpikir akibat konstruksi Orba, mengapa saya katakan demikian, ternyata kita semua sadar akan kenyatan itu. namun kesadaran itu bersifat kesadaran naif (Pauld Freud) karna kenyataan konsep dan kenyataan hari ini tidak sesuai. namun apakah sebagai kaum muda yang mewarisi perjuangan para arsitek bangsa ini telah membijaki persoalan itu, atau kah kita suda menjalankan kewajiban kita yakni mendidik rakyat bagi kita yang di manusiakan oleh Pendidikan? jawabanya adalah belum, kemandulan gerakan yang kita alami saat ini, dan ini lah menjadi tolak ukur untuk mengukur kekafiran berpikir kita bersama.

hal yang terkadang tidak perlu di lakukan kita melakukan itu dan bahkan keluar dari jalur jalur eksistensi mahasiswa dan kaum muda. karna cara berpikir kita yang tidak terstruktur yang mengakibatkab bumerang saat ini. Wasssalam


RUJUKAN

Achmad Suhawi, Gymnastik Politik Radikal Nasional, PT.RajawaliGrasindo Persada 2009 Jakarta.

Ichwan Ar, sketsa Pergolakan GMNI, Penerbit; Universitas Diponegoro Semarang 2006 surabaya.

Grasindo, Ketahanan Nasional;Bung Karno 2010  Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar